intisari.
Nafsu makan anak yang rendah sering bikin orangtua resah. Gara-gara makanannya enggak enak? Mungkin saja. Mood makannya lagi kacau? Bisa jadi. Kalau ogah makan itu berlangsung lama, tentu bukan makanan atau mood-nya yang jadi problem. Untuk yang begini, intervensi lempuyang wangi, temulawak, temuhitam, atau jus tomat bisa jadi jalan keluar.
Penulis: Lucie Widowati, staf Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional, Depkes, di Jakarta
Anak emoh makan memang bikin geram. “Sudah capek-capek masak, pas disuruh makan, jawabnya cuma ogah dan ogah,” bilang Astrid, ibu muda, sambil memandangi putranya yang berusia tujuh tahun. “Sudah saya bawa ke dokter, tapi tetap enggak ada perubahan,” imbuhnya.
Padahal, dalam masa pertumbuhan, anak-anak butuh nutrisi sumber energi (semisal karbohidrat dan lemak) yang cukup agar lancar melakukan banyak aktivitas. Selain itu, mereka juga butuh vitamin, mineral, dan serat, semuanya penting untuk menjaga kesehatan. Makanan yang disuguhkan ibunda di rumah setidaknya mengandung satu unsur nutrisi serta sejumlah vitamin, mineral, dan serat. Gabungan unsur-unsur itulah yang sering disebut dengan gizi.
Nah, yang membuat Astrid pusing, Aldo, anaknya, lebih suka makan permen ketimbang makanan bergizi yang disediakan di rumah. “Lihat, badannya lebih kurus ketimbang teman-teman sebayanya yang montok-montok,” keluh karyawati sebuah Bank di bilangan Jln. Jenderal Sudirman, Jakarta, itu. Nada bicaranya seperti orang putus asa. “Omong-omong, kamu pernah mencoba jalur alternatif, enggak?” tanya Maria, rekan kerjanya tiba-tiba.
Karena efek sampingan
Sebagai “ibu modern”, Astrid agak gelagapan waktu ditanya soal “jalur alternatif” buat mengobati anak yang susah makan. “Memangnya ada?” sergahnya. Kepada Maria, dia mengaku selama ini lebih sering pergi ke dokter untuk meminta saran. “Dokter biasanya memberi ‘obat’ penambah nafsu makan. Tapi sampai saat ini, efeknya masih belum seperti yang saya harapkan,” jelas Astrid lagi.
Astrid barangkali kurang memahami, khasiat “penambah nafsu makan” dalam obat-obatan konvensional sebenarnya lebih merupakan efek sampingan. Khasiat utamanya, ya lain lagi. Katakanlah obat dari golongan cyproheptadin, sebetulnya merupakan obat antialergi atau antihistamin, tapi salah satu efek sampingannya memang bisa meningkatkan nafsu makan. Ada juga obat anabolik yang mengandung hormon, dan berpotensi menyebabkan pembesaran otot dan penambahan bobot badan.
Meski sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan anak, anabolik mempunyai efek sampingan. Obat-obat itu pula yang kerap disalahgunakan oleh sementara orang sebagai obat “penambah nafsu makan”. Jenis obat konvensional lain yang juga sering diberikan untuk mendongkrak kemauan anak makan adalah vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan beberapa suplemen makanan.
Sebenarnya, ada dua hal yang bisa menyebabkan anak tidak mau makan atau kehilangan nafsu makan. Pertama, secara fisiologis, yakni lantaran anak menderita penyakit tertentu. Misalnya, seriawan, demam, anemia, dan sebagainya. Nafsu makan akan pulih setelah penyakitnya sembuh.
Penyebab kedua, lantaran persoalan psikis, biasa disebut anoreksia nervosa. Gejala ini muncul akibat kondisi psikis anak, seperti keadaan yang hendak berangkat remaja sehingga anak ta-kut gemuk di tengah teman gaulnya yang rata-rata kerempeng, atau adanya gangguan emosional tertentu sehingga anak tergerak menjauhi makanan. Hilangnya nafsu dan keinginan untuk makan jenis ini sering diiringi berkurangnya berat badan.
Jika memang masalah psikis yang memicu persoalan, hanya perbaikan kondisi psikis pula yang dapat membangkitkan kembali nafsu makan yang pergi entah ke mana.
Campur madu
“Tadi kamu menyebut-nyebut soal resep alternatif. Maksudnya apa?” tanya Astrid, cukup mengagetkan Maria. “Masak kamu enggak tahu. Itu lo, resep tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.” Beberapa tanaman obat dan rempah-rempah yang ada di dapur, secara empiris memang dapat digunakan sebagai penambah nafsu makan. “Kalau tidak pernah membuat sendiri, cari tahu pada si mbok penjual jamu,” tambahnya.
Maria cuma geleng-geleng kepala. Astrid memang sudah terlalu lama tinggal di kota, sehingga lupa pada tanaman obat yang dulu sering ditanam ibunya di pekarangan. Dengan tanaman obat itu, si ibu dapat meramu sendiri obat penambah nafsu makan anaknya, tanpa harus berurusan dengan penjual jamu. Tentu saja dengan sedikit modifikasi. Misalnya, untuk mengurangi rasa pahit, jamu diberikan pada anak dengan mencampurkan madu di dalamnya.
Tumbuhan-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan, salah satunya lempuyang wangi. Cara mengolahnya gampang. Ambil rimpang lempuyang wangi kira-kira seukuran 3/4 jari, kemudian cuci pakai air bersih. Setelah itu, parut dan beri air masak 3/4 cangkir. Jangan lupa, tambahkan madu satu sendok makan. Hasil parutan itu kemudian diperas dan disaring, terus diminum satu kali sehari. Tanpa pakai alat cekok, anak pasti suka, karena rasa pahitnya sudah jauh berkurang.
Selain lempuyang wangi, temulawak pun bisa dimanfaatkan menjadi ramuan penambah nafsu makan bocah, terutama balita. Temukan rimpang temulawak kira-kira yang berukuran 1/2 jari, lantas dicuci bersih. Usai dicuci, parut, dan beri air masak dua sendok makan, plus madu satu sendok makan. Lagi-lagi, setelah diparut, ramuan diperas dan disaring, kemudian diminum satu kali sehari.
Jika tak berhasil mendapatkan lempuyang dan temulawak, cobalah dengan temuhitam. Potong rimpang temuhitam kira-kira seukuran 3/4 jari. Agar rasanya lebih enak, campur dengan gula aren, lalu cuci dengan air bersih dan rebus sampai mendidih dengan tiga gelas makan (sampai airnya tinggal 3/4 saja). Setelah dingin, larutan tadi disaring. Persilakan bocah tersayang meminumnya satu kali sehari.
Masih terasa pahitnya
Bukan hanya tumbuhan yang secara tradisional dikenal sebagai tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Tanaman buah yang sangat dikenal, seperti pepaya pun dapat didayagunakan. Ambil daun pepaya yang agak muda dan segar, kemudian cuci pakai air bersih. Lalu tumbuk sampai halus, dan beri air masak sekitar 3/4 cangkir. Tambahkan madu satu sendok makan, lantas peras dan saring. Sama seperti ramuan sebelumnya, minum satu kali sehari.
Tak suka daun pepaya, dapatkan daun sembung. Untuk memanfaatkannya, ambil daun sem-bung sekitar satu genggam. Kemudian cuci dan rebus dengan air sebanyak tiga gelas makan, sampai airnya tersisa 3/4 saja. Tunggu sampai ramuan dingin, setelah itu saring dan minumkan pada anak, tentu setelah sebelumnya dicampur dengan madu secukupnya. Untuk menghasilkan manfaat lebih maksimal, sebaiknya diminum dua kali sehari.
Masih banyak tanaman yang bisa didaftar sebagai ramuan penambah nafsu makan, seperti brotowali, kina, serbuk biji mahoni yang semuanya berasa sangat pahit. Rasa pahit yang ditimbulkan tanaman-tanaman di atas menjadi kendala tersendiri jika hendak diberikan pada anak. Walaupun sudah diberi madu, kadang rasa pahitnya masih terasa. Itu sebabnya, tanaman-tanaman tertentu belum diuji-cobakan pada anak-anak.
Pegagan misalnya. Secara empiris, tumbuhan bernama latin Centella aciatica itu juga berpo-tensi merangsang nafsu makan. Untuk keperluan itu, pegagan bahkan sudah diujicobakan pada tikus kecil (mencit). Hasilnya, berat badan sang mencit terbukti meningkat (penelitian Yun Astuti). Setidaknya, jika dibandingkan dengan mencit yang tidak diberi pegagan, pada periode yang bersamaan.
Sebagai ramuan nafsu makan orang dewasa, pegagan biasanya dicampur dengan bahan-bahan lain. Sebanyak 20 g pegagan dicampur dengan 20 g temuhitam, ditambah 1/2 sendok teh adas, dan gula aren secukupnya, dicuci, direbus dengan 400 cc air hingga airnya tersisa 200 cc, lalu disaring. Setelah itu, airnya siap diminum. Tapi sekali lagi harap dicatat, takaran tadi untuk orang dewasa.
Jika tumbuhan-tumbuhan yang dari sononya ditakdirkan pahit itu tetap dijejalkan ke mulut anak, si buyung bisa mengalami trauma. Lama-kelamaan, anak akan membenci jamu dan lari terbirit-birit begitu melihat si mbok penjual jamu. Makanya, selain tanaman yang berasal dari kebun obat atau rempah-rempah yang ada di dapur, penambah nafsu makan yang dapat disajikan dengan lebih menarik perlu dipikirkan. Salah satunya, jus tomat.
Memang, rasa tomat agak masam. Hal itu karena tomat kaya akan garam mineral, yang dengan segera menerbitkan nafsu makan, tak lama setelah menyantapnya. Mineral-mineral ini juga merangsang pengeluaran air liur, yang menambah rasa lapar dan memungkinkan makanan dicerna dengan lebih baik.
Nah, dengan ramuan yang lebih bervariasi, si buyung pasti tak akan menyadari, nafsu makannya sedang dipacu. Perlu diingat, jika nafsu makan si anak sudah kembali normal, memberikan ramuan-ramuan tadi secara teratur, mulai dari seminggu sekali sampai sebulan sekali, tetap dianjurkan. Jangan seperti Astrid, anak sudah kurus kering, baru kasak-kusuk mencari obat mujarab.